Tulisan penyemangat dikala syndrome futur :

11:27 PM 0 Comments A+ a-

Tulisan yang selalu saya baca dikala syndrom futur menggerayangi hari2

Sedikit Obat untuk Bersemangat dalam Perjuangan

Anda sering menunda-nunda shalat wajib lewat daripada waktu keutamaannya? Dan Anda malas untuk berjamaah di masjid? Jarang membaca al-Qur’an dan tidak bersemangat dalam dakwah Islam? Merasa disorientasi dalam aktivitas sehari-hari dan merasa seolah-olah 24 jam hari ini terbuang dengan percuma?, jika salah satu pertanyaan ini Anda jawab “ya” berarti Anda bisa jadi kemungkinan besar mengidap sindrom futur.
Iman itu naik dan turun katanya, mungkin inilah yang menyebabkan seringkali kita mengalami saat-saat dimana kita merasa down, merasa useless dan merasa lesu. Adakalanya pula kita merasa sangat semangat dan bahagia, dan mampu menyelesaikan semua hal yang perlu diselesaikan. Betul, (pengaruh) keimanan memang naik dan turun, tetapi trend-nya harus dijaga agar tetap naik. Futur adalah penyakit yang memang pasti akan menyerang seseorang yang tingkat keimanannya tinggi, bukan untuk menjatuhkannya, tapi untuk memperkuat dan membawa keimanannya ke level yang lebih tinggi.


Pertanyaannya adalah, bagaimana jika kita berada dalam keadaan futur, lalu ingin menaikkan tingkat keimanan kita kembali supaya kita menjadi bergairah kembali di dalam keislaman dan dakwah kita? setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan keimanan kita.

1. Salah satu penyebab dominan futurnya seseorang dalam perjuangan Islam adalah karena dia tidak benar-benar memahami dan menyadari tujuan aktivitasnya. Seseorang yang mengetahui dengan pasti tujuannya dan urgensi daripadanya pasti akan selalu bersemangat dalam meraih apa yang menjadi tujuannya. Berbeda dengan seseorang yang hanya ikut-ikutan tanpa mengetahui jelas tujuan apa yang akan dia wujudkan, maka orang seperti ini pasti akan mudah mengalami futur. Oleh karena itu, kita benar-benar harus menggambarkan dengan jelas apa yang menjadi tujuan aktivitas kita, memahami urgensinya dengan sungguh-sungguh, insya Allah semangat kita pun akan mengalir. Contoh, seorang laki-laki yang telah menikah dan mempunyai anak tidak punya waktu untuk futur dalam bekerja apabila dia sadar dan paham bahwa aktivitas kerja itu adalah yang menjamin istri dan anak-anaknya tetap hidup dan meraih cita-cita mereka. Maka sayangnya dan cintanya kepada anak dan istrinya membawa dia untuk bekerja keras, siang-malam karena dia mengetahui secara pasti tujuan aktivitasnya.

2. Baca al-Qur’an dan as-Sunnah serta terjemahannya, ayat apa saja yang penting kita memahami isinya, bila perlu bukalah tafsirnya. Qalbu yang tidak diisi dengan al-Qur’an laksana rumah yang bobrok, maka bacalah al-Qur’an dan fahami maknanya. Saya pribadi mempunyai ayat-ayat dan hadits yang selalu saya baca manakala saya merasa futur, tidak berarti yang lain tidak penting, tetapi tujuannya adalah mengingatkan kita akan perjuangan kita. Misal, saya selalu membaca surat an-Nuur 55, at-Taubah 111 dan ash-Shaff 10-11.

3. Bacalah sirah nabawiyah ataupun hayatu shahabat dan kisah-kisah para pejuang-pejuang di dalam Islam. Gambarkan dalam benak Anda bagaimana mereka berjuang dengan seluruh harta bahkan nyawa mereka hanya untuk kemuliaan Allah dan rasul-Nya. Setelah membaca, coba kita adakan komunikasi internal dan perenungan qalbu. Cobalah bandingkan pengorbanan mereka dan izzah mereka sebagai seorang muslim. Bahwa mereka menginginkan surga yang sama seperti yang kita inginkan, dan ternyata aktivitas kita tidak dapat dibandingkan dengan aktivitas mereka, padahal keinginannya sama-sama surga.

4. Kunjungi dan mintalah nasehat kepada orang-orang yang Anda anggap mampu untuk memberikan semangat dan nasehat kepada Anda. Ketika saya masih kuliah, dan mengalami futur ataupun disorientasi hidup, maka biasanya saya menelpon atau mengunjungi ustadz-ustadz saya untuk hanya ngobrol barang sesaat dan bercengkerama, menanyakan kabar mereka dan terkadang saya meminta nasehat secara langsung. Jiwa selalu perlu re-charge, kunjungilah dan mintalah nasehat pada mereka yang punya tegangan cukup untuk men-charge Anda. Selain itu kita juga dapat mengunjungi kajian-kajian Islam, training-training, dan acara-acara Islam lainnya yang juga dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan lagi keimanan kita.

5. Bila memungkinkan, ambillah waktu sejenak untuk beristirahat dan menenangkan diri. Tidak perlu waktu khusus untuk berlibur ataupun cuti, karena perjuangan Islam tidak mengenal cuti dan libur. Tetapi bisa dengan hal yang sederhana, misalnya dengan melakukan hal yang kita sukai dirumah atau bertafakkur alam. Setelah pikiran kita tenang, maka buatlah resolusi Anda dengan menuliskan apa yang Anda inginkan sebagai perubahan.

6. Bila semua cara diatas tidak membantu. Ada cara terakhir yang bisa dilakukan: Paksakan saja!. Terkadang kita perlu menjerumuskan diri kedalam lubang kebaikan. Tidak ada cara lain yang lebih bagus daripada “paksakan saja”, ketika kita sedang futur. Just-do-it, itu kuncinya. Bila sedang malas shalat berjamaah maka paksakan saja, bila malas berdakwah, maka paksakan dengan cara minta amanah untuk dikerjakan. Jerumuskan diri Anda pada tempat yang Anda terpaksa harus berbuat baik. Karena paksaan awalnya memang terkadang perlu sebelum Anda enjoy dengan aktivitas itu. Pengamatan yang saya lakukan memberikan saya suatu kesimpulan, bahwa seseorang dengan tanggungjawab dan amanah yang semakin besar justru lebih sedikit futurnya daripada seseorang dengan amanah yang sedikit. Jadi jerumuskan diri Anda dalam amanah. Bisa dengan menjadi ketua organisasi, wakil ketua, sekretaris, bendahara, kepala departemen, ataupun apa saja yang akhirnya menuntut kita untuk banyak beraktivitas.

Felix Siauw – Islamic Inspirator

Ditanya apaa, jawabnya muteeerr-muterrr,

3:54 AM 0 Comments A+ a-

http://www.satuislam.org/wp-content/uploads/2015/10/istri-cerewet-resize.ashx_.jpg

ditanta apa, jawabnya muter - muterrrrr, terus jawabannya jadi ribet sendiri, dan akhirnya jadi ngambang.. Model Raja Dangdut kemaren pas di TV juga pas mau jadi capres kan ditanya: “Anda berpoligami bang haji ??” Jawabannya muter2 dah, padahal kan jawaban yang tepat kan cuman iya, apa nggak.. tapi muter2 entah kemane.. hehehe.. Amit dah.. Ngomong tapi isinya “kosong”, nggak memberikan jawaban…

Apa susahnya seh jawab sederhana aja.. Kalo A ngomong A, kalo B ngomong B.. Jelas perkara.. Kalo gak tau yah ngomong gak tau.. Di kelas atau dikantor juga kalo ada pertanyaan yang emang gw gak tau, yah gw jawab gw gak tau, atau gw belum tau.. Beres perkara..

Secara alami orang2 itu seneng denger yang sederhana.. Misal, kalo gw tanya sama salah satu temen gw, tugasnya udah kelar belom, tinggal jawab “udah”.. Enak tuh.. Tapi ada juga yang “Tinggal di print..” atau “Kemaren ada kecelakaan , terus saya nolongin, terus bla bla bla bla..”.. Terlepas dia ini jujur atau nggak, yang jelas jawabannya jadi ribet.. hehe..

Ada juga model orang2 yang ngomongnya berkesan tinggiii banget.. hehe.. Tapi poinnya gak kena.. Malah berkesan rumit.. Mungkin biar kesannya pinter kali yaa.. Tapi kalo menurut gw sih, orang yang benar2 pintar itu menyederhanakan, sedangkan orang yang sok pinter itu merumitkan.

#sotoylagikangw :v