Konsep Menikah

4:17 AM 0 Comments A+ a-



Dari awal jaman kuliah sarjana sampe sekarang, gw sering mikir tentang konsep soal jodoh, soalnya sering mangamati dan dicoba coba sendiri konsep-konsenya dari dulu, and . . . it's work. Sederhananya kalau rejekinya seperti kayak gini : jika melakukan "A" maka biasanya akan selalu jadi "B", Nahhhhh. Kalau soal jodoh, koq ya kalau diperhatiin, kalau melakukan "A" belum tentu akan jadi selalu "B". Dan dari dulu sampe sekarang, ada beberapa pernyataan atau konsep tentang jodoh yang udah sering gw denger :

1. "Jodoh itu di Tangan Tuhan" Terusaada juga counternya: "Kalau gak dijemput atau diambil, yah selamanya akan ditangan Tuhan". Kalau gw pikir, yaaahh semuanya juga ada ditangan Tuhan, gak cuman urusan jodoh. Urusan rejeki, kehidupan, kesulitan dan kemudahan kita, kan ada campur tangan Tuhan juga disitu.

2. "Tiap orang jodohnya udah ditentuin dari sananya, udah ada, cuman belum ketemu aja, ntar juga dateng sendiri kalau sudah waktunya, segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan, kan ada ayat yang menyatakan telah kuciptakan istri-istrimu dari jenismu sendiri" Kalau kata guru gw, banyak yang mensalah artikan ini. Maksudnya berpasang-pasangan itu yahhh, siang dan malam, laki-laki dan perempuan, proton dan elektron, dan lain sebagainya. Jodoh manusia laki-laki yaaah manusia perempuan. Nggak mungkin kan gw berjodoh sama kaiju :v , Kalau gw pikir juga, untuk yang ini, koq yaaa seakan-akan gak ada hak untuk memilih, padahal rasul juga suda mengeluarkan hadistnya untuk kriteria dalam memilih pasangan, yang wanita itu baik dinikahi dilihat dari 4 hal taat kepada Allah dan Rasul-Nya, kedudukannya, (qurrota ayun) menyenangkan jika dipandang, Subur (mampu menghasilkan keturunan). kalau memang bukan merupakan pilihan, buat apa keluar hadist yang ini ya?? jadi bingung sendiri dah gw :v

3. "Jodoh itu juga berlaku hukumnya siapa cepat dia dapat" ini gw pernah baca di sebuah buku berbasis islam di salah satu toko buku langganan gw dibandung. gw pikir, ini juga ada benarnya. Logika sederhananya, siapapun yang kepingin dapet yang cantik, yang ganteng, yang mapan dan yang baik-baik. Sudah pasti hal-hal yang seperti itu akan jadi rebutan.

4. Ada juga beberapa temen gw yang bilang konsep jodoh itu begini :
"Jodoh tergantung elunya. Jodoh lu udah ada, tapi gak satu, ada pilihannya. Kalau lu berkelakuan begini, nanti lu bakalan diketemuin sama si "A" "B" "C". Terus kalau lu berkelakuan begitu, nanti bakal diketemuin "D" "E" "F", Nahhhh, ntar lu pilih dah. Jadi ukan udah ditentuin satu begitu" Gw pikir ini ada benarnya juga, mengingat ada kata-kata "sekufu" dalam urusan jodoh.

Kesimpulannya, sampai saat ini setelah ngeliat banyak temen yang permisi nikah sama gw dan menceritakan bagaimana mereka di pertemukan, gw belum bisa menetapkan sebuah pernyataan atau konsep yang benar-benar manjur tentang jodoh. Hahahaha. Kalau yang gw lakukan sekarang yaaa

1. Niat Menikah
2. Berusaha membuka segala kemungkinan dan peluang bertemu jodoh
3. Berdoa
4. dan yang paling penting adalah "Usaha!"

oiya ada satu konsep lagi yang gw ingat, konsep 3B. Apa mungkin konsep 3B ini yang paling benar?

3B itu Berdoa, Berusaha, dan Berkaca :v

Ngga tau ahh, silahkan menarik kesimpulan sendiri-sendiri.

minta es krimnya dong oomm..!!

5:26 AM 0 Comments A+ a-


Banyak gw liat, mungkin juga termasuk diri gw sendiri, (hehehe)… ngeyel atau mengeluh supaya mensegerakan pengkabulan atau hasil do’a atau permintaan pada Tuhan… Padahal Allah udah janji, kalo gak salah begini: “..dan sampaikanlah kabar gembira bagi orang2 yang sabar…”

Asumsikan kondisinya seperti ini… Dua orang keponakan guwe yang umurnya dibawah 10 tahun lagi dititipin ama ortunya di rumah guwe… Guwe punya stok es krim, dan nantinya mau gw kasi ke mereka.. “Nanti om kasi es krim yaa… tapi ntar tunggu dulu, om lagi nyelesain kerjaan neh….”. Selama waktu penantian, ponakan yang satu bersikap tenang2 aja nunggu, dan yang satu lagi ngeyel, ngeluh, dan minta cepet-cepet tuh eskrim segera dikasi sama omnya…

Kira-kira kalo guwe punya tiga buah eskrim dan mau gue kasi semua, ponakan yang mana yang bakal gue kasi dua buah ??….. op kors, Tentunya yang tenang menunggu donk.. hehe… Meskipun kalo misalnya ini bukan asumsi, tuh eskrim ketiga pasti gw bagi dua sama rata…

Tapi mungkin ini bisa jadi analogi buat pernyataan kabar gembira bagi orang-orang yang sabar… Pengertian sabar sendiri banyak banget, ada yang mengartikan gigih, ulet, tekun… ada juga yang mengartikannya jadi nerimo, bertahan, dan sikap pasif lainnya… Soal ini terserah masing2 dah mau nganut yang mana…

Kalo gw pribadi, lebih menganut ke definisi sikap aktif seperti tekun berusaha, ulet, nggak tinggal diem, dan sejenisnya… Kalo balik ke analogi ponakan gw tadi, misalnya yang ponakan pertama tidak hanya diam bersabar nungguin gw kelar kerja, tapi malah aktif melakukan hal2 yang bikin hati gw seneng, kayak: mijetin gw, ngambilin guwe minum, bikinin gw kopi, beresin tempat tidur gw, nyuci baju, ngepel, sampe ngorderin gw delivery Kentucky… WAAAWW… udah pasti gw gak cuman ngasi eskrim ketiga, tapi guwe akan beliin dan ngasi dia eskrim keempat, kelima, keenam, kalo bisa malah ama toko-tokonya sekalian… wakakakak…

Naahh.. itu gw yang cuman manusia… gimana kalo kita nyenengin yang nyiptain manusia dalam proses bersabar ???

Yaaaahhh… kurang lebih gitu deh analogi sotoy dari gw… (>_<!)..

mengeluarkan = memberi, masuknya nanti.

4:01 PM 0 Comments A+ a-


Banyak yang nggak menyadari, bahwa kesemuanya diawali dengan “mengeluarkan”. Saat bayi lahir, ia mengeluarkan udara di paru2nya dan mulai bernafas. Saat sedang ingin menguasai sesuatu, seseorang akan mengerahkan (baca: mengeluarkan) perhatian terbaiknya supaya bisa menyerap sesuatu tersebut. Bahkan, untuk bisa melakukan sholat dengan  khusyu’ pun pada dasarnya seseorang harus bisa “mengeluarkan” niat terbaiknya.

Sepertinya, memang nggak ada yang bisa dihasilkan dari sebuah “kekosongan”. Ruang kosong hanya menghasilkan kesunyian, dibandingkan sebuah ruang studio yang berisi banyak hal, jelas ruang berisi bisa lebih banyak menghasilkan sesuatu.. Filosofi peribahasa “Tong kosong nyaring bunyinya” pun sejatinya mensimbolkan “minus”nya manusia tanpa isi.

Dan banyak juga dari kita tidak menyadari, kalo aktivitas “mengeluarkan” selalu akan diikuti oleh aktivitas masuk. Banyak referensi menyebutkan ini merupakan hukum dari alam semesta. Apabila seseorang mengeluarkan sesuatu, maka suatu saat akan ada sesuatu yang masuk. Oleh sebab itu juga, banyak yang meyakini, kalo “mengeluarkan” sedekah nggak akan bikin seseorang miskin.

Mengeluarkan bisa berwujud dalam aktivitas memberikan. Jadi, mungkin dalam keadaan apapun kondisi seseorang, upayakan untuk tetap bisa memberi. Pernah denger di sebuah pengajian, sebenernya ada “mindset” yang kurang tepat soal sedekah. Yang banyak orang pahami, orang miskin nggak mesti sedekah.. Padahal anjuran sedekah itu untuk semua orang, baik itu orang miskin ataupun orang mampu.

Bahkan si ustad di pengajian itu juga bilang: untuk orang miskin, kalo mau merubah nasib, ya bisa lewat jalan sedekah. Ada dasar ayatnya juga sih: QS. Ath-Thalaq (65) ayat 7 .Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.

Menurut Makoto Shichida (2014) dalam bukunya Whole Brain Power; tindakan memberi tanpa pamrih adalah tindakan memberi yang paling tinggi nilainya. Dan semakin banyak seseorang memberi, semakin banyak sebenarnya seseorang mengasah diri dalam berbagai hal.
Sedekah sebetulnya juga “mengasah diri” dalam menundukkan ego seseorang. Kalau mau contoh yang lebih jelas lagi soal memberi = mengasah diri, lihatlah para blogger yang sudah sukses. Apakah dulunya baca blog mereka harus bayar ??. Tapi lihatlah gimana menjadi terasahnya skill bertutur dan menulis mereka akibat selalu memberi tulisan yang “bergizi”, dan akhirnya menjadi sukses ??. Mau contoh yang lebih oke ?? Silahkan baca kisah sukses Jack Ma dengan Ali Babanya.

Makoto Shichida juga menyatakan: “Memberi tanpa pamrih adalah perilaku terbaik di dunia, dan merupakan wujud dari rasa kasih seseorang yang kemudian bisa menimbulkan inspirasi. Kasih dan inspirasi merupakan dua hal yang terpenting untuk perkembangan diri Anda.”

Uang, Uang, Uang

5:43 PM 0 Comments A+ a-


gw gak takut gak mempunyai sedikit uang, apalagi punya banyak uang. gw gak khawatir memiliku harta yang berlimpah apalagi mempunyai harta yang sedikit pun. Namun yang gw takutin yaitu bagaimana gw memandang itu semua. Bagaimana gw memandang uang dan bagaimana gw memamdang harta.

gak sedikit orang yang kehilangan akal sehat ketika dihadapkan pada hal tersebut. Pertumpahan darah, perselisihan, putusnya tali silaturahmi hingga tindakan kriminal. Bagaimana hal itu bisa terjadi, tentu karena cara pandang mereka tentang harta dan uang.

Apakah seperti itu logika berfikir mereka, yang banyak selalu menyenangkan. Dan bukankah keserakahan bersumber dari ketidakcukupan yang merupakan analogi dari merasa "sedikit". Lantas apa yang kita mau?

Bila semua yang kita punya hanya titipan, kenapa kita masih sedih jika titipan itu diambil oleh pemilikNya. Kenapa kita merasa risau jika apa yang kita inginkan belum dititipkan oleh Nya. Mungkinkah semua itu karena kita belum bisa mensyukuri apa yang kita punya.

Hakikat dari memiliki adalah rela melepaskan. Kerelaan butuh kesabaran karena pada dasarnya kita mempunyai potensi kikir, tidak mau memberikan apa yang kita punya. Ketika kita sabar meminimalisisr potensi buruk ini, maka akan mencapai tingkat dermawan. Dimana dalam tingkat ini orang memandang harta dan uang yang mereka punya adalah apa yang mereka berikan kepada orang lain dijalan kebaikan, bukan aa yang mereka punya.


ikigai.. ikigai..

8:13 PM 0 Comments A+ a-


Seorang motivator ada yang menulis begini di dalam bukunya: “Saat2 paling menakutkan bagi saya itu adalah saat dimana saya kehilangan fokus..”. Gw pikir ini oke juga.. Jadi kebayang saat bangun tidur, gak tau mau ngapain, di tempat aktivitas bingung mau ngerjain apa, dan ujung2nya kalo nggak produktif terarah, ketidak pastian jadi semakin besar.

Terus supaya mudah fokus gimana ??. Ya yang paling gampang, dengan punya tujuan jangka pendek.. Dan kalo tujuan jangka pendeknya merupakan “bagian2” kecil dari tujuan jangka panjangnya, itu akan lebih bagus..  Di buku lain malah ada yang bilang kalo penetapan tujuan hidup itu adalah masalah hidup dan mati.. Sekaligus juga menunjukkan kemampuan seseorang untuk mendapatkan makna dari pengalamannya selama dia menjalani hidup.

Mungkin ini yang jadi penyebab pas waktu kita masih SD, kalo ditanya cita2nya apa, jawabnya seringkali dokter, pilot, insinyur, dan sejenisnya yang sebenernya kita sama sekali gak paham tentang profesi tersebut.. Karena penetapan tujuan terkait dengan pengalaman hidup.. Yah tau sendiri lah, hehehe.. Anak SD, pengalaman hidupnya seberapa sih ??.. Wong ingus aja masih dielapin.. hihi.

Berbeda dengan mereka yang sudah dewasa, penetapan tujuan hidup bisa dirancang dan di”action”kan… Termasuk juga bisa ditentukan kapan mau dihentikan / pensiun atau masih mau lanjut..  Ada sebuah studi yang dilakukan oleh Brithis Medical Journal pada karyawan perusahaan Shell..  Dibikin jadi dua kelompok: kelompok pertama adalah mereka yang pensiun di usia 55 tahun, dan kelompok kedua adalah mereka yang pensiun di usia 65 tahun.. Hasil studinya, kelompok pertama memiliki resiko kematian 37% lebih tinggi, dan 89% punya kemungkinan meninggal 10 tahun setelah pensiun dibandingkan kelompok kedua.

Ada juga studi lain dimuat dalam jurnal Archives of General Psychiatry yang meneliti 246 orang mengenai Rush Memory & Aging Project.. Para peneliti menemukan: mereka yang tidak punya tujuan jelas dalam hidup, akan mengalami tingkat penurunan mental yang lebih cepat secara signifikan.. Penelitian ini juga menemukan, tidak punya tujuan hidup bisa memperpendek umur dan beresiko lebih tinggi terkena penyakit Alzheimer.

Dan Buettner (2008) dalam bukunya menggunakan istilah “The Blue Zones” untuk tempat2 dimana penduduknya bisa hidup lebih dari 100 tahun.. Salah satunya ada di bagian utara Okinawa.. Penduduk sana tidak punya kata “retirement” atau pensiun.. Sebaliknya mereka malah punya kata penting buat hidup mereka yakni: “Ikigai”.. Kalo secara kasar diterjemahin jadi “alasan kenapa anda bangun pagi..”.. Bagi penduduk di sana, mengajar karate di usia 120 tahun, atau belajar mancing di usia 104 adalah hal biasa.. Yang terpenting adalah mereka punya kesadaran yang kuat akan adanya tujuan.. Ikigai adalah bahan bakar untuk mesin diri, sekaligus kompas yang menunjukkan arah dan membuat kita terus maju..

“The more purpose you inject into your life, the brighter your internal spark will burn, the longer you will live, and the more productive you will be while you’re alive..” Isaiah Hankel, PhD in “Black Hole Focus” (2014).