Musuh Kita itu Diri Sendiri, Gak Usah Mengintip Laju Orang Lain
Puncak bayangan - Gn.Manglayang |
Apa yang kita rasakan hari ini?
Galau gak berketentuan. Males melakukan apapun. Atau bete banget. Malu karena tampang gak bagus-bagus amat. Atau gak percaya diri karena gak bisa ngapa-ngapain. Ahhh, itu cuma perasaan kamu doang kok.Terus, punya rasa apa lagi?
Benci sama orang lain atas sebab yang gak jelas. Sakit hati karena dibohongin. Atau emang pengen marah aja. Terus, gak sabar pengen cepet sukses kayak orang lain. Iri dan dendam gitu. Atau kecewa, karena yang dipengen gak bisa kesampean. Sekali lagi bilang, ahhhh itu cuma perasaan kamu doang kok.Ya elahhh, cuma segitu doang perasaannya. Dikit banget sih. Apa lagi ayoo, sebutin aja ...
Katanya, gak semua harapan sesuai kenyataan. Dan gak semua kenyataan sesuai dengan harapan kita. Lagian, namanya juga hidup, penuh dinamika. Manusia cuma ngejalanin, Allah yang mengatur jalannya hidup kita. Kata para sufi, tolong jangan lupa di dunia ini, kita hanya pelakon, sutradaranya Allah.Punya masalah. Tidak satu pun dari kita yang bisa menghindar dari masalah. Dan gak perlu kabur dari masalah. Apalagi merasa menderita, nestapa. Dan mengumpulkan segala macem perasaan di dalam diri kita. Apalagi rasa yang jelek-jelek. Keluh-kesah. Galaulah. Bete-lah. Ya elahhh .... sempit banget sih dunia kalo model kayak ditu.
Jadi, perasaan kayak apapun hari ini atau esok. Sebenarnya ada pada diri kita sendiri. Kalo kita merasa punya musuh, itu sangat salah. Ternyata, musuhnya ya kita sendiri. Bukan orang lain, bukan pula keadaan. Kata pejuang, “MELAWAN DIRI SENDIRI”.
Banyak orang yang pengen mengubah DUNIA. Alasannya, karena di dunia ini ada hal-hal yang mereka sukai dan ada pula hal-hal yang tidak disukai. Maka, mereka akan mengubahnya agar dunia mau ikut sesuai keinginan mereka.Nyatanya lagi, banyak orang yang pengen mengubah ORANG LAIN di sekitarnya. Alasannya, karena orang-orang di sekitarnya adalah sumber kesenangan dan kebahagiaan. Tetapi juga dianggap bisa mendatangkan derita, kepahitan dan frustrasi.
Mereka bertarung sekuat tenaga untuk menaklukkan dunia. Ambisi, cita-cita dan kekuatannya dikerahkan agar dunia berputar sesuai hasratnya. Kita doakan saja, semoga walau itu tak mungkin.
Maka, semua orang yang tak disukainya menjadi target mereka untuk diubah. Mereka bertarung lagi sekuat tenaga dengan cara apapun. Agar orang-orang di sekitarnya takluk menurut keinginannya. Kita doakan lagi saja, semoga berhasil walau mustahil.
Sayang beribu sayang. Nyata sekali, tidak banyak orang yang rela dan sudi mengubah DIRINYA SENDIRI. Alasannya, dirinya sudah sempurna. Tak perlu ada yang diubah. Merasa sudah pintar, merasa benar, dan merasa yang baik-baik semua. Yukk, kita berdoa lagi, agar benar-benar seperti itu.
Seorang bijak bilang, “Jika memang diri kita sendiri yang jadi sumber dari segala masalah, dari segala perasaan jelek yang kita benamkan sendiri, memang kitalah yang harus mengubahnya".Apa artinya itu?
Artinya, kita sebagai pribadi harus berani bertarung dengan diri sendiri. Mengubah sifat dan karakter kita sendiri. Melawan ketidaksempurnaannya, menghilangkan kelemahannya, mengubah segala hal yang tidak disukai dari dirinya sendiri. Itu saja kok.
Asal tahu saja, musuh kita itu diri kita sendiri.
Ternyata musuhnya diri kita sendiri, maka lawanlah. Berperanglah melawan diri kita sendiri. Bertarunglah untuk mengalahkan rasa takut, malas, angkuh, benci, iri, dendam, galau, bete, gak sabar dan yang lainnya, yang ada di diri kita sendiri. Itu lebih baik.Jujur saja, tidak ada kemenangan berkah jika lahir dari kemenangan atas orang lain. Kemenangan yang membahagiakan itu tak mungkin diraih lewat niat dan cara yang penuh noda. Kita boleh menang tanpa perlu menyakiti orang lain.
Kita, harus menang atas diri sendiri. Seperti kata banyak orang bijak, “Pelari yang berlari untuk mengalahkan pelari yang lain, akan tertinggal karena sibuk mengintip laju lawan-lawannya.
Pelari yang berlari untuk memecahkan recordnya sendiri tak peduli apakah pelari lain akan menyusulnya atau tidak. Tak peduli dimana dan siapa lawan-lawannya. Ia mencurahkan seluruh perhatian untuk memperbaiki rekornya sendiri.”
Jadi sangat jelas, musuh kita itu sesungguhnya diri kita sendiri.
Duh, kok jadi serius gini?
Udah ahh, gak usah lagi menujuk orang lain. Gak usah tengok ke luar. Tengok saja ke dalam, ke diri sendiri. Itu lebih baik. Karena mush kita, ternyata diri sendiri. Maka hancurkan pikiran kotor yang ada. Dan berpeganglan bahwa "Batasan segala kemungkinan hanya dapat didefinisikan ketika kita mampu menembus ketidakmungkinan."
Oke, jadi musuh kita itu diri kita sendiri. Bukan orang lain.
Yukk berbenah, ngebenahin perasaan diri sendiri dulu. Karena hari ini dan esok, masih ada pertandingan besar. Tanding melawan diri sendiri. Bukan tanding lawan orang lain. Karena kita perlu ingat sama-sama, keinginan untuk mengalahkan orang lain adalah awal dari kekalahan diri sendiri.
~Selamat menikmati anugerah Allah SWT, dan jadilah pemenang untuk diri sendiri !~